MATARAM - Dalam rangka meningkatkan komunikasi dan silaturahmi diantara pengurus dengan dewan kehormatan, Ketua DPW Santri Tani Indonesia (SANTANI) NTB Ahmad Jaelani beserta pengurus melakukan sowan ke kediaman Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag selaku Dewan Kehormatan dan sekaligus Ketua PW NU NTB untuk meminta saran dan doa restu untuk menjalankan roda organisasi kedepannya.
Elan sapaan akrab Ahmad Zaelani memaparkan bahwa Santani ini terbentuk di NTB pada tanggal 15 April 2021.
Baca juga:
Tarling Romadhon LTMNU Bogor
|
"Santani secara umum didirikan untuk memajukan ekonomi masyarakat dan secara khususnya untuk kemajuan santri di Pondok Pesanten, santri tidak hanya bisa baca kitab, tetapi ada skil di bidang pertanian" Ujarnya.
Mantan Ketua IPNU Lombok Barat tersebut juga meminta arahan bagaimana Santani di NTB cepat berkembang dan terbentuk di masing-masing kabupaten/kota.
Dalam acara sowan tersebut turut hadir 10 rombongan diantaranya 8 anggota Santani dan 2 Dewan Pembina.
"Kami sangat bangga atas semangat para pemuda hari ini khusunya Santani NTB dan saya mempersilahkan Santani NTB jika ingin mengadakan kegiatan kami akan memfasilitasi untuk penggunaan Aula PWNU NTB, saya juga berpesan untuk mengenalkan dan menbumikan Santani di NTB silahkan melakukan publikasi secara terus menerus melalui media sosial, media cetak atau online" Terang Prof.Dr.H.Masnun Tahir selaku Dewan Kehormatan DPW Santani NTB.
Lebihlanjut Prof.Dr.H.Masnun Tahir berharap kepada pengurus DPW Santani NTB dapat memberikan bantuan usaha, pendidikan dan pelatihan dalam pertanian kepada para santri-santriwati karena sektor pertanian saat ini kurang begitu diminati oleh kalangan anak muda milenial sehingga ini menjadi PR besar kita bersama untuk memulai memberikan pemahaman sehingga mereka mulai minat untuk bertani.
"Dalam pertanian tidak hanya tani di sawah tetapi juga mencakup peternakan dan perkebunan, saya berharap DPW Santani terus membimbing, memberikan pendampingan dan bekerjasama dengan Dinas-dinas terkait serta lembaga-lembaga yang berkompeten di bidang tersebut sehingga ketika santri lulus dari Pondok Pesantren bisa mengembangkan dan mengaplikasikan keilmuan di bidang pertanian tersebut" Tambahnya.
(Syamsul Hadi)