JAKARTA – Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana bekerja sama dengan Hibermas Consulting memberikan “Pelatihan dan Pendampingan Menulis Kreatif untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Secara Kreatif pada Jumat (12/3). Dalam pelatihan yang digelar secara virtual ini, para peserta yang terdiri dari remaja dan dewasa diajarkan cara menulis secara kreatif.
Pembicara sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana, Setiawati Intan Savitri, menjelaskan menulis itu membutuhkan jam terbang tinggi, sehingga harus sering melakukan aktivitas menulis. Menurut dia, banyak media yang bisa digunakan agar terbiasa menulis secara kreatif, seperti menulis di blog, membuat status di media sosial, hingga menulis di media massa.
"Apapun yang kita lakukan, menulis di status media sosial, di majalah dinding, di buku hingga media massa adalah untuk menceritakan sesuatu. Hal ini seperti diungkapkan McAdam bahwa manusia sebenarnya adalah pencerita, ” kata Intan dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/3).
Anggota Satgas Literasi Kemendikbud ini mengatakan, dalam menulis kreatif berbeda dengan cara menulis seperti biasanya, karena diperlukan teknik menggugah imajinasi.
“Mengapa perlu menggugah imajinasi? Karena sebenarnya imajinasi itu penting, ketika seseorang bisa berimajinasi berarti bisa merencanakan ke depan. Misalnya kita ingin bertamasya ke suatu tempat. Nah ketika kita ingin bertamasya ke suatu tempat berarti kita telah berimajinasi, ” ucapnya.
Menurut Intan, cara berimajinasinya adalah dengan membangkitkan ingatan tentang informasi yang pernah dibaca, didengar, yang dibayangkan dari cerita-cerita orang walaupun belum pernah ke sana. “Jadi imajinasi sebetulnya adalah apa yang kita bayangkan, ” katanya.
Setelah mampu untuk menggugah imajinasi, peserta juga disarankan untuk mempelajari bagaimana menggunakan metafora dan personifikasi. Metafora, kata Intan, biasanya digunakan saat orang menulis atau membaca puisi.
"Yang kelihatannya tidak masuk akal, tapi indah ketika kita dengar, " katanya.
Lebih lanjut, Intan menjelaskan bahwa dalam menulis kreatif diperlukan kreatifitas. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk berpikir di luar kebiasaan. Salah satu contohnya adalah dalam menulis puisi.
Intan mengatakan, dalam sebuah puisi banyak hal yang di luar nalar manusia. Salah satu contohnya adalah puisi 'Aku Ingin' karya Sapardi Djoko Darmono.
Menurut Intan, dalam puisinya tersebut Sapardo menulis cinta itu adalah sederhana, seperti abu dan api. Dengan mengungkapkan cinta seperti abu dan api, artinya Sapardi berpikir tidak biasa.
Intan mengatakan, kreatifitas juga merupakan kemampuan untuk berpikir di luar keumuman. Sebagaimana keterampilan berpikir lainnya, kata Intan, maka berpikir kreatif adalah kemampuan yang perlu dilatih, membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk dapat bermanfaat bagi kehidupan.
Menurut dia, salah satu cara untuk melatih berpikir kreatif adalah melalui menulis kreatif. "Melatih berpikir kreatif melalui menulis kreatif menjadi hal yang penting, " ujarnya. (republika.co.id)