JAKARTA - Indonesia dengan segala tantangan permasalahan dan peluang daerah pesisir serta perbatasan, membuat para akademisi di berbagai perguruan tinggi atau universitas berlomba-lomba mencetak lulusan yang siap untuk menghadapi persoalan tersebut.
Mulai dari memasukan pengetahuan perbatasan dan daerah pesisir ke dalam mata pelajaran perkuliahan, hingga menjadikannya program studi. Seperti yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), yang baru saja meresmikan Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMJ.
"Program studi baru ini nantinya akan diarahkan sebagai pusat studi mengkaji permasalahan dan pengembangan taraf hidup dan sejahtera masyarakat di wilayah perbatasan dan pesisir, " tutur Ketua PSPP Dr. Endang Rudiatin, Jumat (18/12/2020).
Pernyataan tersebut juga didukung Dekan FISIP UMJ Dr Mamun Murod, yang menegaskan, terdapat dua isu penting terkait isu perbatasan di daratan dan perbatasan di kelautan. Keduanya sama-sama memiliki masalah yang cukup pelik.
"Pemerintah perlu mendengar masukan dari lembaga terkait, termasuk perguruan tinggi. Ini penting dalam membantu akselerasi program di wilayah perbatasan dan pesisir. Penanganan di kedua wilayah tersebut merupakan wajah dan citra diri kita baik di dalam maupun luar", papar Mamun.
Konsern Persoalan Kedaulatan Bangsa
Sementara Rektor UMJ Prof Syaiful Bakhri, menekankan, PSPP FISIP UMJ merupakan kajian multidisiplin yang membutuhkan banyak bidang keilmuan.
Hal ini karena kompleksitas permasalahan yang terjadi di kedua wilayah sensitif ini bagi kedaulatan bangsa.
"Bila kita berbicara tentang perbatasan itu menyangkut kedaulatan territorial bangsa ini, sementara isu pesisir juga menyangkut ekosistem lingkungan dan sosial budaya wilayah yang bersangkutan”, ungkap dia. (liputan6.com)