Tiga Perusahaan di Kabupaten Semarang Kolaps, Ratusan Karyawan Di-PHK

    Tiga Perusahaan di Kabupaten Semarang Kolaps, Ratusan Karyawan Di-PHK

    UNGARAN BARAT~ Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terjadi di beberapa perusahaan di Kabupaten Semarang akibat terdampak pandemi Covid-19. Mau tidak mau pihak perusahaan menutup usahanya karena merugi tidak ada pemasukan selama pandemi.

    Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Semarang Djarot Supriyoto mengatakan, setidaknya tahun ini tiga perusahaan di Kabupaten Semarang terpaksa tidak beroperasi dan melakukan PHK terhadap para karyawannya.

    “Tiga perusahaan yang tutup yakni PT Eka Sandang Duta Prima, PT Good Steward Indonesia dan CV Optisima. Pihak perusahaan mengambil langkah menutup usahanya karena terdampak pandemi Covid-19, ” ujar Djarot kepada wartawan di kantornya, kemarin.

    Disebutkan, ketiga perusahaan tersebut bergerak di bidang garmen. Alasan menutup usaha karena pertimbangan terus merugi. Pasalnya, pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang selama terjadi pandemi Covid-19.

    Pihak buyer dari masing-masing perusahaan sudah angkat tangan. Tidak mampu memasarkan karena kondisi pasal global yang juga sepi. Dampak penutupan ketiga perusahaan tersebut menyebabkan sebanyak 230 orang pekerja terpaksa di-PHK.

    “Masing-masing perusahaan memproduksi sarung tangan golf dan sablon. Sebelumnya pimpinannya menyampaikan selama 2 tahun ini tidak akan ada order. Mengikuti permintaan sarung tangan golf yang ada di Amerika mengalami penurunan drastis, ” jelasnya.

    Data dimiliki Disnaker menyebutkan, gelombang PHK sudah berlangsung sejak tahun lalu. Saat itu sudah ada sebanyak 588 tenaga kerja yang di-PHK. Belum lagi diantaranya ada yang dirumahkan, dan mengalami pengurangan jam kerja.

    “Jadi tahun ini ada 230 orang pekerja yang di-PHK. Kami meminta perusahaan terdampak agar tetap semangat menghadapi kondisi pandemi. Tetap optimis perekonomian akan bangkit berlahan. Upaya penanganan pandemi Covid-19 makin gencar dan masif, ” tandasnya.

    Upaya membantu para pekerja dilakukan Disnaker dengan memberikan pendampingan dan pelatihan. Diharapkan mereka tetap bisa bekerja secara mandiri maupun tersalurkan ke perusahaan lain yang membutuhkan.

    “Mereka yang terkena PHK itu kan juga butuh makan, butuh penghasilan untuk menghidupi keluarga. Kami berusaha melatih mereka menjahit, servis HP dan beragam keterampilan lainnya agar mereka memiliki keahlian, ” ungkapnya.

    Ditambahkan, pihaknya optimis perekonomian akan segera pulih. Setidaknya, dari total 13.039 pekerja yang dirumahkan, sekitar 10 ribu pekerja sudah kembali direkrut. Bahkan ada perusahaan yang membuka lowongan untuk jabatan baru.

    “Perusahaan yang masih produksi terus kita monitoring perkembangannya, ” tambahnya.

    Kasi Penyelesaian dan Perselisihan Hubungan Industrial Disnaker Kabupaten Semarang Candra Wijayanto menambahkan setiap hari pihaknya meminta laporan kepada perusahaan. Terutama transparansi keuangan pada perusahaan.

    “Laporan dan monitoring kami butuhkan untuk mengetahui kesehatan perusahaan. Dengan demikian sebelum perusahaan kolaps pekerja lebih dulu dipenuhi hak-haknya, ” tegasnya.

     (*/Agung)

    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Sekda Bagikan Bingkisan Idul Fitri untuk...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Ratusan Warga Gruduk Kantor Desa Sindangjaya    Mangunjaya
    Sesditjenpas Tinjau Lapas Lombok Barat, Dorong Optimalisasi Program Pembinaan dan Ketahanan Pangan
    Miliki Banyak Petani Muda, Wamentan Apresiasi Akselerasi Program Pertanian Banyuwangi
    Polsek Bogor Timur Lakukan Pengaturan Imbas dari Pengalihan Arus
    Polsek Bogor Utara Monitoring Kegiatan Halal Bihalal Ormas

    Ikuti Kami