JAKARTA - Komisi I DPR RI menekankan perlunya strategi yang baik bagi Lembaga Penyiaran Publik Radio Repulik Indonesia (LPP RRI) di tengah tantangan zaman digital saat ini. Hal tersebut ditekankan Anggota Komisi I DPR RI Irine Yusiana Roba Putri saat Uji Kelayakan dan Kepatutan (fit and proper test) terhadap calon Anggota Dewan Pengawas (Dewas) LPP RRI periode 2021-2026.
“Saya melihat beberapa platform digital RRI masih belum optimal dan terkesan jadul (zaman dulu, RED). Jika bapak-bapak calon Dewas terpilih, maka langkah konkret apa yang akan dilakukan?” tanya Irine dalam fit and proper test calon Dewas RRI di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (20/5/2021). Ia mengambil contoh, lembaga penyiaran publik di Inggris tergolong berhasil dalam melakukan transformasi digital.
Oleh karena itu, politisi PDI-Perjuangan tersebut mengimbau agar Dewas RRI yang baru harus mempunyai mimpi dan strategi yang solid untuk memperbaiki platform tersebut. Hal senada turut diutarakan Anggota Komisi I DPR RI Sugiono, dimana platform digital dalam bermedia dan bersiaran adalah hal yang tak terelakkan.
“Karenanya kami ingin tahu bagaimana Dewas mengatur strategi dalam menghadapi dahsyatnya gelombang digital berbasis internet. Dimana dunia digital itu kompetitor juga bagi radio, ” sebut Sugiono. Hal lainnya, ia juga menyinggung persoalan RRI yang memiliki anggaran minim, padahal perlu modal yang optimal bersaing di tengah dunia digital saat ini.
Baca juga:
Jayadi Nas Resmi Jadi Pjs Bupati Luwu Timur
|
Politisi fraksi Partai Gerindra itu berharap, bicara soal anggaran, RRI ke depannya dapat memformulasikan kebijakan yang tepat dan efektif. Sugiono berharap Dewas RRI yang baru dapat mengawal kebijakan-kebijakan yang baik bagi lembaga penyiaran tersebut.
Adapun dalam sesi tiga fit and proper test yang berlangsung, terdapat tiga kandidat Anggota Dewas RRI 2021-2026 yang hadir, setelah sepuluh orang kandidat lainnya melakukan fit and proper test-nya pada Rabu (19/5/2021) kemarin. Ketiga kandidat itu ialah Mohamad Sujai (masyarakat), Rahadian Gingging (RRI), dan Yonas Markus Tuhuleruw (pemerintah). (ah/sf)