JAKARTA - 10 Agustus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, sejak 1995 setelah adanya pesawat N-250 Gatotkaca. Kini di tahun 2021, apa fokus kita sebagai salah satu negara besar di dunia internasional.
Dalam keterangannya Selasa (10/8), pakar keamanan siber Pratama Persadhamenjelaskan bahwa Indonesia bisa fokus pada tiga hal, pertama energiterbarukan, internet dan juga teknologi luar angkasa.
“Indonesia bisa fokus pada 3 hal penting tersebut di era digital ini. Hal yang sama digunakan oleh Elon Musk untuk membangun bisnisnya dansangat sukses saat ini. Misalnya untuk internet Elon Musk membangunStarlink, solusi internet murah yang saat ini berjalan di AS dan Kanada.Lalu energi terbarukan ada Tesla dan Solar City. Soal luar angkasa diapunya Space X yang menjadi backbone Starlink, ” terang mantan ChairmanLembaga Riset Keamanan Siber CISSReC ini.
Menurut Pratama Indonesia punya potensi itu semua. Mulai dari energiterbarukan dengan solar cell, dimana Indonesia mendapatkan matahari yangcukup sepanjang tahun, belum lagi dengan industri nikel dan bateraiuntuk modal mobil listrik.
“Jangan lupakan juga kita strategis di garis khatulistiwa yang membuatbanyak keuntungan untuk satelit beredar di atasnya. Bahkan sejak 1977, negara-negara di garis khatulistiwa sudah meminta adanya kedaulatan luarangkasa. Karena saat ini banyak satelit negara lain beroperasi di atasgaris khatulistiwa dengan bebas. Karena itu perlu diperbanyak programpeluncuran satelit karena kebutuhan semakin meningkat, baik untukpertahanan maupun kebutuhan ekonomi, ” terangnya.
Indonesia sendiri juga sudah memiliki Palapa Ring sebagai backboneinternet. Hal yang wajib dimaksimalkan agar dalam beberapa tahunmendatang, bisa menjadi faktor penentu naiknya ekonomi digital tanahair.
“Dengan memaksimalkan program Palapa Ring, kita juga bisa nantinyamembangun berbagai aplikasi lokal yang memang dibutuhkan olehmasyarakat. Mulai dari email, medsos, marketplace, aplikasi chattingsampai solusi digital lain. Artinya negara hadir memberikan stimulusberupa berbagai infrastruktur pendukung, ” jelas pria asal Cepu, JawaTengah ini.
Di hari kebangkitn teknologi ini juga sebaiknya menjadi pengingat kitasemua betapa pentingnya perlindungan data pribadi di era digital saatini. RUU PDP yang belum kunjung rampung memperpanjang ancaman kepadaseluruh masyarakat tanah air.
“Kita berharap ada banyak perbaikan perlindungan data pribadi, sembarimenunggu UU PDP rampung. Kita berharap nantinya isu keamanan siber nantimenjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam birokrasi maupunekonomi. Kemandirian di dunia siber akan membuka jalan bagi Indonesiamenjadi negara yang disegani masyarakat global, ” jelas Pratama.
Dr. Pratama Persadha
Chairman CISSReC