Bendungan Sadawarna Subang Pasok Air Baku ke Patimban dan Pantura Jawa Barat

    Bendungan Sadawarna Subang Pasok Air Baku ke Patimban dan Pantura Jawa Barat
    Bendungan Sadawarna

    JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sadawarna untuk memasok air baku sebesar 4.50 m3/detik, untuk Kawasan Pelabuhan Patimban dan Pantura Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang.

    Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, bahwa Kementerian PUPR akan mendukung pengembangan Kawasan Patimban sebagai pusat kegiatan kepelabuhanan dan industri dengan pasokan air baku yang memadai. Bendungan Sadawarna membendung Daerah Aliran Sungai Cipunagara yang memiliki panjang 137 Km mengalir dari Gunung Bukit Tunggul di Pegunungan Bandung Utara dan bermuara ke Laut Jawa, tepatnya di wilayah utara Jawa Barat.

    "Dengan luas genangan 720 hektar, bendungan ini berpotensi mereduksi banjir di 3 kabupaten yang dilalui DAS Cipunagara yakni Subang, Sumedang, dan Indramayu sebesar 26, 90 m3/detik, " ujar Menteri Basuki melalui siaran pers pada Kamis (24/9/2020).

    Bendungan Sadawarna dibangun sejak dimulainya kontrak pada November 2018 dan ditargetkan selesai Oktober 2022. Pembangunannya dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Ditjen Sumber Daya Air (SDA) dengan total biaya APBN sebesar Rp1, 89 triliun.

    Pembangunan Bendungan Sadawarna dibagi dalam dua paket yakni Paket pertama dikerjakan Kerja Sama Operasi (KSO) PT. Wijaya Karya - PT Daya Mulia Turangga - PT Barata Indonesi dengan nilai kontrak sebesar Rp999 miliar. Pekerjaan Paket I meliputi bendungan utama, bangunan pengambilan, hidromekanikal dan elektrikal, serta bangunan pengelak. Progres pengerjaan Paket I pada TA 2020 hingga pertengahan September mencapai 38, 8 persen.

    Sedangkan Paket II dikerjakan KSO PT. Nindya Karya - PT Adhi Karya senilai Rp907, 6 miliar yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas. Progres konstruksi untuk TA 2020 mencapai 50, 45 persen. Secara keseluruhan konstruksi bendungan untuk Paket I mencapai 16, 3 persen dan Paket II 23, 2 persen (MYC).

    Pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan selama wabah pandemi COVID-19 untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya. Kegiatan pembangunan yang berlanjut pun diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional dalam tatanan baru (New Normal).

    Bendungan Sadawarna merupakan salahsatu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini mampu menampung 44, 61 juta m3 untuk mensuplai irigasi seluas 4.500 hektare di Kabupaten Subang dan Indramayu. Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

    Bendungan yang didesain setinggi 36 meter, lebar 10 meter, dan panjang 929 meter ini juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 2 MW. (***)

    JAWA BARAT
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Terjun Langsung Kapolres Kep Seribu Pantau...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Operasi Lilin 2024, Polri : Arus Lancar, Pemudik Diimbau Tetap Waspada dan Nyaman
    Arus Mudik Nataru 2024-2025, Polri : Situasi Aman dan Terkendali
    Kapolsek Seteluk Dampingi Tim Binmas Polda NTB dalam Silaturahmi dan Bakti Sosial Pasca Pilkada
    Mendekap Sukacita Natal, Ibadah Bersama Warga Binaan Nasrani di Rutan Balikpapan
    Pasca Pilkada Aman, Polda NTB Gelar Silaturahmi dan Bakti Sosial di Sumbawa Barat

    Ikuti Kami