PALANGKA RAYA - Ratusan wartawan yang ada di Palangka Raya, menerima bantuan sosial dari Gubernur Kalimantan Tengah. Bantuan sosial itu merupakan program penanganan dampak Covid-19.
Ratusan wartawan yang menerima bansos, sebelumnya sudah didata melalui Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Tengah.
Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Kalteng, Budi Santoso menjelaskan, bantuan merupakan bagian dari program Gubernur Kalteng dalam penanganan dampak Covid-19.
Menurutnya saat Bansos ini merupakan penyaluran bantuan tahap II. Bantuan berupa bahan kebutuhan pokok, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19.
"Sekarang kita bagikan untuk wartawan. Untuk masyarakat, bisa diambil di kelurahan atau desa. Wartawan memang baru menerima bansos tahap II, " ungkap Budi, di sela pembagian bansos untuk wartawan, Senin (21/9/2020).
Terpisah, Ketua PWI Kalteng HM Haris Sadikin mengucapkan rasa syukur, wartawan mendapatkan bantuan dampak Covid-19.
Tentunya bantuan sangat membantu untuk meringankan beban wartawan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi bukan rahasia umum, banyak perusahaan media yang mengalami kesulitan selama masa pandemi.
Menurutnya, wartawan merupakan garda terdepan dalam memberikan informasi tentang Covid-19. Selama masa pandemi, wartawan tetap bekerja menjalankan tugasnya memberikan informasi kepada masyarakat. Karena itu, wartawan bisa dikatakan rawan terhadap penularan Covid-19.
"Wartawan menjadi profesi rentan tertular covid-19. Aktivitasnya banyak bertemu orang, dan masuk dalam zona berbahaya Covid-19, " tegas Haris.
Disebutkan, selama masa pandemi, setidaknya sudah ada puluhan wartawan yang tertular Covid-19. Sedangkan yang dicurigai menderita Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri, cukup banyak.
Karena itu, perhatian dari pemerintah provinsi, khsuusnya Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, sangat meringankan beban wartawan yang terdampak Covid-19.
"Mudahan bantuan bisa bermanfaat, meringankan kesulitan ekonomi yang sekarang dihadapi wartawan. Kita sangat terdampak, karena perusahaan media sendiri sangat kesulitan untuk meningkatan pendapatan perusahaan, " tegas Haris. (***)