Update
JAKARTA - Ada yang menarik dari laporan perkembangan Pandemi Covid-19 di layar televisi dan media online, yaitu jumlah warga terpapar Covid-19, Jumlah Warga yang Mati karena Covid-19, serta jumlah Warga Sembuh dari Covid-19. Terpantau rapi, terintegrasi, sistematis, dan massive, semua warga negara dilibatkan dan terlibat dalam menahan dan memberantas Covid-19.
Terbersit ide kreatif dan mungkin radikal dalam membasmi para koruptor sampai ke akar-akarnya dengan mengkopi apa yang sedang kita lakukan pada pandemi Covid-19.
Bagaimana kalau kita bersama-sama, terintegrasi, sistematis, dan massive melakukan pencegahan dan pemberantasan pandemi virus korupsi yang kita namakan Kopid-19 atau Koruptor Pidanakan dan Hukum Mati setiap tanggal 19.
Kasih pembelajaran bagi semua warga bahwa korupsi sebagai kejahatan luar biasa hukumannya adalah ditembak mati dan disiarkan secara publik.
Jejerin setiap tanggal 19 sebanyak 19 koruptor untuk dihukum mati dengan cara ditembak, dimana sebelumnya nama dan biografi mininya dibacakan untuk diketahui khalayak ramai bahwa benar koruptor dengan kasus bansos misalnya dengan nama si Pulan akan dieksekusi sebagai konsekuensi tindakan korupsi yang telah memakan hak rakyat miskin dan anak-anak terlantar. Doooor !!!
Koruptor telah memakan jembatan, gedung olahraga, jalan, buku pelajaran, baju seragam, dan lain sebagainya, bahkan kaos kaki pun dimakan.
Mereka berpesta pora bergaya hedonis dari tangisan rakyat yang sangat membutuhkan bantuan. Mereka bermobil mewah menggeser pejalan kaki yang tidak bersendal apa lagi bersepatu.
Hukuman penjara dan pemiskinan tidak membuat mereka para koruptor ini jerah, namun makin menjadi-jadi beraksi dan tak malu mengumbar senyum manis tanpa rasa malu dan rasa bersalah atas kesengsaraan yang mereka akibatkan dengan perilaku korup yang sudah menahun.
Untuk merealisasikan Indonesia Maju tidak semudah mengucapkannya, namun butuh upaya serius dari seorang pemimpin yang memberikan tauladan melalui perbuatan yang jauh dari kesan pencitraan.
Dimulai dari Presiden, para menteri, para politisi aktif di gedung-gedung DPR/DPRD di seantero negeri yang bernama Indonesia menafkahkan harta dan menginfakan diri mereka untuk generasi selanjutnya sehingga terbebas dari hutang yang tidak memberikan manfaat langsung yang hanya memperkaya para koruptor.
Lakukan gerakan Rp.1000 per hari per jiwa, atau Gebu Indonesia untuk investasi pembangunan ekonomi sehingga saham-saham perusahaan BUMN dan BUMD dimiliki oleh rakyar semesta dan keuntungannya juga dinikmati bersama-sama.
Bayar hutang yang sudah ada dari hasil penjualan hasil sumber daya alam dan hasil tambang.
Bangun kepercayaan rakyat kembali melalui sapu bersih korupsi dengan menembaki para koruptor setiap hari 1 koruptor, dan meningkatkan pendidikan budi pekerti, akhlak, dan kejujuran memalui propaganda yang massive seperti yang selama ini dilakukan untuk menahan laju pandemi Covid-19.
Indonesia Maju dipastikan bukan lagi lips service pemanis mulut yang bicara untuk menaikan citra diri tapi suatu target yang jelas yang bisa dicapai dengan cepat, akurat, dan bermanfaat.
Anak-anak dan pemuda para penerus bangsa dan negara ini tidak lagi berkhayal untuk mendapatkan kekayaan dengan jalan pintas kecuali dengan kerja keras terukur, dan teruji secara publik.
Kejujuran bukan lagi sekedar bahan diskusi dan wejangan pada upacara bendera tapi sudah menjadi budaya bangsa.
Jakarta, 24 Maret 2021
Hendri
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia
Suhardi 
Tony Rosyid 
HermanDjide 
Sopiyan Hadi 
