SURABAYA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan bantuan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). LaNyalla berharap bantuan tersebut tepat sasaran sehingga bisa membangkitkan kembali UMKM.
Tahun 2021 ini Bantuan Produktif untuk pelaku UMKM (BPUM) sebesar Rp15, 3 triliun dan akan dibagikan kepada 12, 8 juta pelaku usaha mikro dan kecil.
UMKM selalu disebut sebagai sektor bisnis yang mampu bertahan di masa pandemi. Namun adanya PPKM membuat mereka menjerit juga. Itu tak bisa dipungkiri.
"Artinya mereka juga tergolong masyarakat terdampak, " kata LaNyalla, saat menyerap aspirasi masyarakat di Jawa Timur, Minggu (1/8/2021).
LaNyalla berharap bantuan yang diberikan bisa diterima pelaku UMKM secara utuh. Sehingga, bisa digunakan untuk modal atau pengembangan usaha.
Tahun ini, bantuan produktif yang akan diterima sebesar Rp 1, 2 juta. Sedangkan Tahun lalu bantuan yang juga disebut BLT UMKM itu sebesar Rp 2, 4 juta per penerima.
Meski dananya hanya diterima separuh dari tahun lalu, namun tetap patut disyukuri. Semoga meningkatkan kembali semangat dalam berusaha.
"Karena setiap sumbangsih para pelaku usaha mikro dan kecil sangat berguna bagi berputarnya roda ekonomi bangsa Indonesia, " jelas Mantan Ketua Umum PSSI itu.
Ditambahkan LaNyalla, para pelaku UMKM yang umumnya pedagang kecil diharapkan tetap patuh protokol kesehatan dalam menjalankan usaha.
Pedagang pun diharapkan lebih menitikberatkan pada penjualan online melalui grup-grup perpesanan atau media sosial.
"Saya juga mengimbau kepada semua pelaku UMKM yang belum divaksin untuk segera mengikuti program vaksinasi, " tuturnya.
Menurut LaNyalla, UMKM menjadi sektor yang banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi besar dalam PDB nasional.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), UMKM menyerap 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha di tahun 2018, sisanya diserap korporasi. "UMKM berkontribusi sebesar 61% pada PDB nasional, " ungkapnya.
Untuk soal ekspor, LaNyalla menyayangkan ekspor produk UMKM Indonesia masih kalah dengan Thailand, Jepang dan China. Kontribusi ekspor dari UMKM masih relatif rendah yaitu 14%. Thailand pada ekspor 29%, Jepang 54%, dan Tiongkok 70%.
"Itu menjadi pekerjaan rumah bagi Kementerian Koperasi dan UKM dan kita semua, bagaimana caranya meningkatkan kontribusi atau partisipasi UMKM, " ucap dia.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-sas/toeb)