JAKARTA - Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 akan menjadikan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia mendapatkan kesempatan untuk tampil di panggung pertemuan dunia.
Harapannya tentu saja membuat UMKM Indonesia mampu menembus pasar dunia atau global.
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan bahwa BRI sedang mempersiapkan 100 UMKM yang UMKM yang akan merepresentasikan wajah UMKM Indonesia di puncak acara Presidensi G-20 Indonesia 2022 di Bali pada November.
“Jadi nantinya mereka akan menjadi semacam wajah UMKM Indonesia yang diharapkan dapat menembus pasar global. Karena G-20 tidak hanya dihadiri delegasi 20 negara G-20, tapi juga ada negara undangan dan jadi kesempatan baik bagi UMKM lebih cepat meraih akses pasar yang lebihbesar, ” kata Amam dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik.id, di Jakarta, Rabu(1/6/2022).
Saat ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI), sedang dalam tahapan kurasi terhadap 500 UMKM yang akan tampil dalam UMKM Ekspor Brilianpreneur 2022. Dari 500 UMKM terpilih itulah akan dipilih 100 UMKM untuk tampil di ajang G20 November mendatang di Bali.
Salah satu manfaat dari pelaksanaan Presidensi G20 adalah terciptanya peningkatan kegiatan ekonomi di dalam negeri. Dengan berbagai aktivitas pertemuan yang dilakukan diharapkan terjadi peningkatan konsumsi domestik hingga Rp 1, 7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7, 4 triliun, dan pelibatan UMKM. Begitu juga manfaat penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, Presidensi G20 juga akan bermanfaat untuk sektor akomodasi, makan, minum, dan pariwisata, termasuk branding Indonesia di dunia internasional.
Keterlibatan UMKM dalam pelaksanaan Presidensi G20 menjadi bukti akan komitmen kuat dari pemerintah bahwa pertemuan itu membawa manfaat secara langsung bagi masyarakat dan pelaku usaha UMKM di tanah air. Sehingga dampak Presidensi G20 benar-benar dirasakan dan tidak berhenti hanya sebagai seremonial pertemuan para elit dunia.
Di sisi lain, pemerintah saat ini sedang menunjukkan dukungannya bagi bertumbuhnya sektor UMKM. Keberadaan teknologi digital menjadi katalis bagi pertumbuhan UMKM seiring juga dengan perkembanga di global.
Saat ini pemerintah menargetkan sekitar 30 juta UMKM dapat masuk atau onboarding ke digital. Dengan bergabung pada ekosistem digital dan rantai pasok global, daya tahan UMKM dapat makin tinggi.
Dari data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM), per April 2022 setidaknya 19 juta UMKM telah berhasil onboarding digital. Angka ini berarti telah menambah 11 juta UMKM sejak awal pandemi atau 29, 5% dari total populasi UMKM dan target 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital pada 2024.
Dari sisi pembiayaan, pemerintah juga makin meningkatkan akses UMKM terhadap perbankan. Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan telah meminta sektor perbankan untuk mengalokasikan minimal 20% dari total kreditnya ke sektor UMKM. (***)