JAKARTA - Juru Bicara Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro menegaskan, pemerintah selalu mengedepankan keseimbangan antara aspek kesehatan dan ekonomi dalam penanganan pandemi.
Sesuai arahan Koordinator PPKM Jawa Bali sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Panjaitan, pembukaan kembali mobilitas dan aktivitas masyarakat harus dilakukan secara bertahap.
Langkah pembukaan mobilitas dan aktivitas masyarakat ini diiringi dengan peningkatan cakupan vaksinasi, kepatuhan terhadap protokol Kesehatan, dan kecepatan testing, tracing dan treatment (3T). Hal ini diharapkan membuat pembukaan tidak memicu kenaikan penyebaran COVID-19 secara signifikan.
“Bapak Menko Marinves telah menjelaskan bahwa selama COVID ini masih menjadi pandemik, PPKM ini akan tetap digunakan sebagai instrumen untuk mengendalikan mobilitas dan aktivitas masyarakat, ” ujarnya saat menyampaikan perkembangan dari penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Rabu (18/8/2021).
Jika situasi COVID semakin membaik, menurut dr. Reisa, level PPKM akan diturunkan ke level yang lebih rendah. Pemerintah akan mengambil langkah secara bertahap untuk menyiapkan masyarakat Indonesia ke situasi kehidupan new normal atau adaptasi dengan kebiasaan baru. Oleh karena itu, evaluasi akan dilakukan setiap pekan agar setiap perubahan dapat direspons dengan cepat.
Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan perpanjangan PPKM sampai
dengan 23 Agustus 2021. Menurutnya, selama kota dan kabupaten mengalami kemajuan dalam penerapan prokes, 3 T, dan cakupan vaksinasi, level PPKM di wilayah itu akan diturunkan. Dengan begitu, aktivitas masyarakat dapat dibuka secara bertahap.
dr. Reisa mencontohkan, pemerintah juga akan meningkatkan kapasitas maksimum untuk tempat ibadah menjadi 50% di kota/kabupaten yang menunjukkan perbaikan kinerja penanganan COVID-19.
Selain itu, olahraga jenis outdoor yang dilakukan secara individu atau kelompok dengan jumlah tidak lebih dari 4 orang dan tidak melibatkan kontak fisik akan diizinkan beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Uji coba penerapannya akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi pada empat wilayah aglomerasi di Jawa-Bali seperti Jabodetabek, Bandung raya, Semarang Raya dan Gerbang Kertasusila di Jawa Timur, ” ujar dr.Reisa.
Selain itu, pemerintah akan meningkatkan kapasitas kunjungan pusat perbelanjaan/mall menjadi 50% selama sepekan ke depan. Peningkatan kapasitas ini juga akan diiringi dengan pemberian akses dine-in atau makan di tempat maksimal dengan kapasitas maksimal 25%, atau 2 orang per meja.
Dia meminta masyarakat untuk terus berkontribusi dengan serta menerapkan protokol kesehatan dengan baik memanfaatkan aplikasi PeduliLindungi. Meski masih terus disempurnakan, aplikasi PeduliLindungi berkontribusi cukup baik dalam penanganan pandemi. Terbukti, hingga saat ini aplikasi ini telah mencatat lebih dari 1 juta kunjungan ke pusat perbelanjaan atau mall.
“Tujuannya? membiasakan masyarakat untuk beradaptasi dengan pola hidup baru bahwa untuk pergi ke ruang publik sebaiknya kita dalam keadaan fit, sehat wal afiat, dan sebaiknya sudah divaksin, ” katanya.
Hal ini, lanjut dr. Reisa, sesuai dengan prinsip reciprocity yang ditegaskan komite ahli vaksinasi WHO yang disebut Sage. Artinya, masyarakat perlu memastikan dirinya divaksin untuk menghargai dan melindungi mereka yang sudah divaksin terutama tenaga Kesehatan, lansia, dan pelayan publik, seperti petugas mall dan lainnya.
Dia menegaskan, Menko Marinves menyampaikan bahwa indeks komposit indikator PPKM
mengalami peningkatan hampir di seluruh wilayah dibandingkan dengan akhir bulan lalu. Untuk itu, dr. Reisa meminta perlu diantisipasi jika terjadi peningkatan kasus harian antara 2-3 pekan mendatang.
“Masyarakat agar berhati-hati sekali keluar rumah dan pilah pilih kepentingan pergi keluar rumah, tinggal di dalam rumah apabila tidak memiliki kepentingan yang penting sekali, ” ujarnya. (***)