JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menyatakan bauran pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT), telah mencapai 13 persen atau setara 7, 9 gigawatt (GW) dari total kapasitas pembangkit sebesar 63 GW per Juni 2021.
"Kami berkomitmen penuh mendukung pemerintah mencapai target bauran energi baru terbarukan nasional sebesar 23 persen pada 2025, " kata Zulkifli melalui keterangan tertulisnya, saat deklarasi penyelesaian pembiayaan (financial close) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, Provinsi Jawa Barat, Selasa (3/8/2021).
Zulkifli mengungkapkan PLN akan terus berupaya memenuhi target bauran tersebut melalui pengembangan beberapa jenis pembangkit energi bersih, di antaranya pembangkit hidro, panas bumi, dan bioenergi.Dalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, PLN mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengejar target bauran EBT sebesar 23 persen tersebut.
PLTS terapung di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, menjadi salah satu proyek pengembangan EBT yang digarap PLN bekerja sama dengan perusahaan energi bersih asal Abu Dhabi.PLTS terapung berkapasitas 145 MW tersebut akan memasuki tahap konstruksi selama 18 bulan dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada November 2022.Proyek yang diperkirakan menelan biaya 145 juta dolar AS tersebut akan menghasilkan listrik 245 GW per tahun yang dapat menerangi sekitar 50.000 rumah dengan tarif sebesar 5, 81 sen dolar AS per kilowatt hour.
"Kami berharap pengembangan PLTS Terapung Cirata ini menjadi pemicu dalam pengembangan EBT khususnya PLTS dengan tarif yang kompetitif sebagai bagian dari upaya PLN menghadirkan energi bersih, andal, dan keekonomian yang wajar, " ujar Zulkifli.(***)