Abdya - Prospek budidaya holtikultura jenis cabai di wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai menggeliat. Perkembangan usaha pertanian ini makin marak, menyusul pincangnya perekonomian warga akibat pandemi covid-19 sejak Maret 2020 lalu.
Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Achmad Hisom Baihaki melalui Danramil 04/Susoh Kapten Inf Fajar Setyawan mengatakan, tanpa terkecuali di wilayah binaannya, saat ini budidaya cabai menjadi alternatif usaha yang paling digemari para petani.
"Paling ngetrend, karena pangsa pasarnya ini mudah dan paling laris. Kebutuhan cabai ini kurang lebih hampir sama dengan beras. Setiap hari pasti dibeli, karena cabai merupakan bumbu utama dalam setiap masakan, " kata Danramil saat ditemui di salah satu kebun cabai milik warga, di Desa Blang Dalam, Susoh, Jumat (1/10) pagi.
Danramil menyebutkan, untuk mendukung geliat usaha tersebut, ia telah menginstruksikan jajarannya agar memberikan pendampingan kepada para petani, berlaku sama dengan pendampingan ketahanan pangan padi.
"Kebetulan ada beberapa anggota kita yang sudah disekolahkan ilmu pertanian di Bandung. Mudah-mudahan ilmunya itu bisa diamalkan untuk membantu meningkatkan ekonomi petani. Geliat ekonomi warga ini harus kita dukung, " tandasnya.
Sebagai Informasi, usaha budidaya cabai di wilayah Aceh khususnya di Abdya semakin menjamur. Prospek ini dianggap paling praktis untuk mengganjal kebutuhan ekonomi selama pandemi.
Tercatat, harga cabai di pasaran saat ini berada di angka Rp. 35-40 ribu perkilogram. Harga ini perlahan meningkat, mengingat supply belanja sayuran di Aceh untuk kebutuhan variasi kenduri warga di wilayah semakin meningkat pasca diumumkannya penurunan angka covid-19.