Anggota DPR RI Slamet Nilai Pemerintah Kurang Memperhatikan Infrastruktur Logistik Pangan

    Anggota DPR RI Slamet Nilai Pemerintah Kurang Memperhatikan Infrastruktur Logistik Pangan
    Anggota Komisi IV DPR RI Slamet

    JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Slamet mengungkapkan, persolan logistik pangan harus menjadi perhatian serius pemerintah. Menurut Slamet, mahalnya biaya logistik pangan sebagai salah satu penyebab utama rendahnya daya saing produk pertanian nasional.

    Ia menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), biaya logistik Indonesia masih mencapai 20-24 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional. Dengan biaya logistik yang demikian besar menyebabkan bertambah komponen biaya yang ditanggung oleh produsen sehingga harga komoditas pertanian menjadi lebih mahal ketika sampai ke pasaran.

    "Ini yang menyebabkan terkadang harga buah-buahan dan komoditas pertanian lainnya terkadang lebih mahal dari komoditas pertanian impor, " tegas Slamet di Jakarta, Jumat (16/7/2021).

    Mengutip beberapa pemaparan ahli saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Panja Hortikultura, Legislator Fraksi PKS itu menuturkan, di Indonesia tingkat kehilangan produk holtikultura ini mencapai 40-60 persen sebagai akibat buruknya penanganan pascapanen dan juga sarana dan prasarana logistik pangan.

    "Dari segi kebijakan, hampir dua periode pemerintahan presiden Joko Widodo hanya fokus pada pengembangan infrastruktur orang dengan membangun jalan tol, sedangkan infrastruktur logistik pangan terlihat sangat minim perhatian. Padahal dengan infrastruktur logistik yang baik akan sangat membantu pengembangan ekonomi masyarakat melalui konektivitas antara sentra produsen komoditas pertanian dengan pasar. Selama ini begitu banyak komoditas pertanian yang dihasilkan masyarakat tidak mendapatkan akses pasar yang baik akibat buruknya kinerja logistik pangan, " jelasnya.

    Slamet mendorong pemerintah untuk serius mengelola sektor pertanian. Pasalnya, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional menempati posisi yang sangat strategis. Kontribusi sektor pertanian dalam PDB nasional selalu menempati posisi tiga besar bersama sektor industri dan perdagangan.

    Selain itu, tambahnya, sektor pertanian merupakan sektor yang mengalami surplus saat sektor lain mengalami defisit akibat perekonomian yang ambruk akibat dampak pandemi Covid-19. Data BPS tahun 2020 mengungkapkan bahwa sektor pertanian, telah menyumbang 14, 2 persen terhadap struktur PDB nasional dengan nilai Rp2.115 triliun atau berada di urutan kedua setelah industri pengolahan (20, 6 persen senilai Rp3.086 triliun).

    "Pada tahun ini juga sektor pertanian tercatat menjadi satu-satunya lapangan usaha yang tumbuh positif saat PDB nasional terkontraksi 2, 07 persen, " pungkasnya. (dep/es) 

    Slamet DPR RI KOMISI IV PKS
    Tony Rosyid

    Tony Rosyid

    Artikel Sebelumnya

    Anggota DPR RI Nevi Zuairina: PMN Seharusnya...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika Tata Bahasa Anda Masih Berantakan
    Sambang DDS Menjaga Stabilitas Keamanan Sambangi Pedagang Sembako Bhabinkamtibmas Berikan Himbauan Kamtibmas
    Patroli Wilayah Obyek Vital Bhabinkamtibmas Polsek Pakisjaya Berikan Himbauan Kamtibmas Kepada Tokoh Agama Desa Telukjaya
    Polsek Rengasdengklok Berikan Pengamanan Ibadah Kebaktian Minggu Di Gereja Panthekosta Di Indonesia
    Warga Perum Griya Satria Bantarsoka laksanakan Pawai Ta'aruf dan Pengajian Jelang Ramadhan

    Ikuti Kami