Sisilia Nurmala Dewi: Sebagian Bank BUMN Hambat Transisi Energi Terbarukan

    Sisilia Nurmala Dewi: Sebagian Bank BUMN Hambat Transisi Energi Terbarukan

    JAKARTA -   “Makin cepatnya krisis iklim terjadi, seperti dilaporkan Intergovernmental Panel Climate Change (IPCC), memicu negara-negara maju untuk berlomba melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan” ungkap Sisilia Nurmala Dewi, Koordinator 350.0rg untuk Indonesia, Kamis (02/09/2021).

    “Jerman misalnya, menargetkan tidak lagi memakai PLTU batu bara pada 2030. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?” tanya Sisil.
     
    Jika tidak mau ketinggalan, lanjut Sisil, Indonesia juga harus mulai secara serius merencanakan transisi energi terbarukan. “Terlebih Indonesia memiliki sumber energi terbarukan itu, ” ujar Sisil, "Sumber energi terbarukan yang ada di Indonesia itu, antara lain, energi matahari, angin, gelombang dan pasang surut air laut.”

    Jika semua sumber energi terbarukan itu bisa dimanfaatkan, jelas Sisil, Indonesia akan bisa melampaui negara-negara maju tersebut. “Energi terbarukan bukan saja akan menghantarkan Indonesia menuju ketahanan namun juga kedaulatan energi, ” jelasnya, “Namun, di Indonesia, transisi energi terbarukan terhambat bukan hanya oleh lemahnya kemauan politik pemerintah tapi juga komitmen bank-bank nasional untuk mewujudkannya.”
     
    Sektor perbankan nasional, menurut Sisil, masih belum menghentikan pendanaannya untuk proyek-proyek energi kotor batubara. “Padahal sudah jelas bahwa batubara adalah penyebab krisis iklim, ” lanjut Sisil, “Bahkan tujuh negara maju yang tergabung dalam kelompok G7 telah sepakat menghentikan pendanaan internasional untuk proyek batubara pada akhir tahun ini.”

    Sayangnya, lanjut Sisil, langkah progresif dalam menghentikan pendanaan batubara itu belum diikuti perbankan nasional. “Perbankan nasional masih menjadi penghambat utama terjadinya transisi energi terbarukan di Indonesia, ” jelasnya.

    Bank-bank yang ikut mendanai batu bara itu, jelas Sisil, didominasi bank-bank milik negara, salah satunya BNI. “Ironisnya, BNI yang selama ini menyasar konsumen dari kalangan anak muda justru mendanai energi kotor yang mengancam masa depan mereka, ” jelasnya.

    Sisil pun mengajak seluruh masyarakat mendesak bank-bank nasional, termasuk BNI, untuk menghentikan pendanaan ke proyek-proyek energi kotor batubara. “Saat ini bank-bank nasional seperti sedang berada di persimpangan jalan, ” ujarnya.

    “Bank-bank itu harus segera memilih jalan lurus dengan mendanai proyek-proyek energi terbarukan dan menghentikan pendanaan proyek energi kotor batubara, ” lanjut Sisil.

    Sisilia Nurmala Dewi
    Updates

    Updates

    Artikel Sebelumnya

    Hari Jadi ke-73 Polwan RI, Kapolri Beri...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Cegah Paham Radikalisme, Polri Tekankan Pentingnya Upaya Kontra Radikal 
    Polsek Indihiang Ungkap Kasus Pencurian di Belasan Sekolah, Empat Pelaku Diamankan
    Polsek Pondok Gede Hadir di Peringatan Maulid Nabi, Jaga Kondusivitas Jelang Pilkada 2024 di Pondok Gede
    Bapas Pangkalpinang Goes to Village Kunjungi Desa Kebintik
    Danrem 082/CPYJ Gelar Acara Tradisi Lepas Sambut Rangkaian Sertijab

    Ikuti Kami