JAKARTA - Memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November 2020, Task Force Politik Hukum Pertahanan Keamanan (Polhukhankam) Minang Diaspora Network-Global (MDN-G) menggelar Webinar dengan Tema: "Diplomat Minang : Dulu, Sekarang, dan Masa Yang Akan Datang.”
1. Realitas Sejarah (Masa Lalu)
Romantisme sejarah sangat diperlukan untuk membangun cita-cita bersama. Minangkabau memiliki kapital sosial yang kuat yakni kesuksesan gemilang di setiap generasi. Dunia diplomasi bisa dikatakan menjadi salah satu dunia dimana etnik minang unggul dan berperan besar baik di pentas nasional dan internasional sejak zaman kemerdekaan sampai sekarang.
Sederet nama besar tokoh diplomasi minang di masa awal Republik yang sangat dikenal adalah H. Agus Salim dan Sutan Syahrir.
Mereka adalah tokoh diplomasi Indonesia dan penancap tiang diplomasi Indonesia.
Selain Sutan Syahrir dan H. Agus Salim yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri, ternyata Bundo Kanduang Minang juga tidak kalah berperan dalam dunia diplomasi.
Perempuan Pertama yang menjabat sebagai Duta Besar RI adalah Laili Roesad. Beliau pernah menjadi Duta Besar RI di Belgia, Luxemburg dan Austria.
Realitas sejarah yang tidak mungkin dilupakan adalah peran dan kiprah tokoh diplomasi minang di pentas Nasional dan Mancanegara. Jejak sejarah ini harus dipahami oleh masyarakat Minang sebagai inspirasi dan motivasi bagi generasi milenial minang.
Masyarakat Minang selain terkenal dengan Jiwa Bisnis/Entrepreneur sejak dulu kala juga dibidang Diplomasi tidak kalah pawainya. Sejak zaman kemerdekaan hingga zaman sekarang banyak tokoh-tokoh diplomasi minang menghiasi pentas diplomasi nasional maupun manca negara seperti di Malaysia dan sebagainya.
Menurut beberapa pengamat saat ini kita masih melihat banyak tokoh-tokoh Diplomasi Minang ditingkat nasional seperti DR. Dino Patti Djalal yang pernah menjadi Wakil Menteri Luar Negeri dan dimancanegara seperti Tan Sri Dato Seri Utama DR. Rais Yatim yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri Kerajaan Malaysia namun jumlah dan kuantitasnya menurun dibanding zaman sebelumnya. Untuk itu muncul kekhawatiran berbagai pihak dengan semakin berkurangnya tokoh-tokoh minang dipentas Diplomasi Nasional maupun internasional.
2. Degradasi Kiprah Diplomat Minang (Kondisi Sekarang)
Secara faktual, peran Diplomasi Minang di pentas nasional mulai meredup seperti yang diutarakan Ibrahim Yusuf Duta Besar RI untuk Vietnam.
Menurut Ibrahim, saat ini jumlah Diplomat Minang lebih sedikit dibanding tahun tahun zaman kemerdekaan dan Orde Baru.
Berkurangnya jumlah Diplomat Minang mungkin bukan karena orang Minang kalah kompetensi, namun bisa jadi kader dari etnik lain maju pesat mengalahkan kader Diplomat Minang baik secara kuantitatif maupun kualitif.
"Kita masih terlena dengan romantisme masa lalu sehingga lupa berbenah diri, " jelas Ibrahim.
3. Potensi Diplomat Minang saat ini dan yang Akan Datang
Secara kultural orang Minang memiliki Gen atau DNA Diplomasi yg kuat.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menilai orang Minang memiliki DNA diplomat.
Ini berdasarkan rekam jejak yang ada, cukup banyak para diplomat berasal dari Sumatera Barat.
"Mulai dari sejak merdeka hingga sekarang banyak orang awak yang jadi diplomat, artinya jejak orang Minang dalam diplomasi Indonesia sudah tidak asing lagi, " kata Retno di Padang, Sabtu (2/2/1019), pada kuliah umum di Universitas Andalas.
Menurutnya tidak hanya menjadi diplomat dua orang Menteri Luar Negeri yang pernah menjabat juga berasal dari tanah Minang yaitu Sutan Syahrir dan Agus Salim.
Belum lagi kalau bicara nama besar lainnya mulai dari Muhammad Hatta, Muhammad Natsir, Buya Hamka yang semuanya memiliki kontribusi besar bagi republik ini berasal dari Ranah Minang.
Oleh sebab itu ia berharap hal ini terpelihara dengan baik dan di masa depan akan lebih banyak lagi putra-putri dari Minangkabau yang menjadi diplomat handal. Hal itu disampaikan oleh Menlu dalam Kegiatan Diplomacy Festival 2019 di Padang sebagai upaya mensosialisasikan kiprah diplomat Indonesia dan membumikan peran Kementerian Luar Negeri.
Beragam kegiatan digelar mulai dari kuliah umum, dengan tema "Kiprah Diplomasi Indonesia", Festival Diplomasi di Lapangan Imam Bonjol Padang (republika.co.id feb 2019)
Disisi lain, harus diakui dengan jujur bahwa kiprah dan kuantiti diplomat Minang sudah mulai berkurang dan perlu dipelajari sebab akibatnya.
Fenomena ini cukup memprihatinkan kita semua, sehingga perlu dicarikan solusi terobosan baru secara holistik antara tokoh2 diplomasi minang seperti mantan Dubes dan diplomat minang yg sudah malang melintang didunia diplomasi dan kalangan intelektual/ kampus terutama yg mempunyai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan disiplin ilmu lainnya yang bisa mencetak kader2 diplomat minang dan stakeholder lainnya.
Sejarah sudah mencatat tinta emas etnik Minangkabau di Bidang Diplomasi. Generasi Muda Minang tinggal menelusuri dan mengulangi jejak lama para diplomat minang yang sudah dirintis generasi pendahulu.
Webinar yang sedianya akan diadakan Sabtu, (07/10/2020) ini merupakan Brainstorming secara virtual guna memperoleh berbagai masukan dari Tokoh-Tokoh Diplomat Senior, Diplomat Aktif, Dunia Kampus dan Pengamat Hubungan Internasisonal/Diplomasi.
Selanjutnya, hasil brainstorming ini akan dijadikan sebagai bahan masukan untuk Workshop/Pelatihan/Training Ilmu dan kajian Diplomasi untuk Generasi muda Minang yang ingin berkiprah di dunia Diplomasi yang juga akan dilakukan secara virtual.
Lebih jauh Diskusi Virtual ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lengkap dan komprehensif dalam rangka mencetak dan mempersiapkan Generasi Muda Minang untuk terjun kedunia Diplomasi baik dalam dan luar negeri.
Webinar “Diplomat Minang: Dulu, Sekarang, dan Masa Yang Akan Datang” yang dilaksanakan Minang Diaspora Network-Global kerjasama dengan Universitas YARSI.
Beberapa isu yang akan diangkat dari webinar Internasional ini adalah :
1. Bagaimana peran dan kiprah Diplomat Minang Zaman Dulu jika dibanding dengan Zaman Now?
2. Fakfor apa saja yang menyebabkan penurunan kuantitas dan Jumlah Diplomat Minang saat ini dibanding zaman dulu?
3. Bagaimana Peran Dunia Kampus, Tokoh-tokoh Diplomasi Minang dalam mempersiapkan generasi muda minang untuk terjun kedunia diplomasi dan tampil menjadi tokoh-tokoh Diplomasi yang handal?
Baca juga:
Gowes Ala Distamhut DKI Jadi Sorotan FWJ
|
Webinar ini semakin terasa kulitas karena akan menghadirkan para diplomat senior yang berasal dari Ranah Minang, sebagai berikut:
Keynote Speech by :
Prof. DR. Hasyim Djalal
(Mantan Dubes RI untuk Kanada, Jerman dan PBB)
1. H.E. Wisber Loeis (Mantan Duta Besar RI Untuk Jepang dan PBB)
2. H.E. DR. Ibrahim Yusuf (Mantan Duta Besar RI Untuk United Arab Emirates & Thailand)
3. H.E. Komjen Pol Ahwil Loethan (Mantan Dubes RI Untuk Meksiko Honduras, Panama & Costa Rica)
4. H.E. Yusra Khan (Mantan Duta Besar RI Untuk Meksiko, Honduras, Panama & Costa Rica)
5. H.E. Prof. DR. Komjen Pol. Iza Fadri (Duta Besar RI untuk Myanmar)
6. Prof. DR. Yuliandri (Rektor UNAND)
7. H.E. Mayerfas (Duta Besar RI Untuk Belanda)
8. H.E. Ferry Adamhar (Duta Besar RI untuk Yunani)
9. H.E. Albusyra Basnur (Duta Besar RI Untuk Ethopia, Djibouti dan Uni Afrika)
10. H.E. Denny Abdi (Duta Besar RI untuk Vietnam)
Webinar istimewa ini dapat diikuti pada:
Hari & Tanggal : Sabtu 7 November 2020
Pukul 13.00-16.00
Melalui Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/85932752018?pwd=QnVBRXpveUcyTHVWSlBmaG9BSmg2UT09
Meeting ID: 859 3275 2018
Passcode: 0711Minang
Atau bisa juga menyaksikan melalui akun Youtube Minang Diaspora Network
https://www.youtube.com/channel/UCFH18n6SNNPMZQf-fUDuSDw
Prof. DR. Fasli Jalal (Rektor YARSI/Pembina MDN-G)
Burmalis Ilyas (Direktur Eksekutif Minang Diaspora Network-Global/Dosen Hubungan Internasional Universitas Nasional Jakarta)