KEDIRI - Bank Indonesia menggelar Ngabuburit Bareng Media melalui zoom baik melalui virtual dan rekan media yang hadir di RM Kebonrejo, Kelurahan Semampir Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (21/4/2021) kegiatan ini merupakan kesiapan BI jelang Idul Fitri tahun 2021, terkait penyediaan penukaran uang dan pengendalian harga komoditas jelang lebaran dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Kepala KPw Bank Indonesia Sofwan Kurnia dalam kesempatan ini, menyampaikan tahun lalu belum bisa menggelar Ngabuburit Bareng Media seperti tahun ini. Menjelang kesiapan Hari Idul Fitri, KPw BI Kediri sudah menyiapkan uang yang beredar di wilayah Kediri sejumlah yang cukup dan pecahan yang diinginkan masyarakat jauh dari cukup, sebelum bulan Ramadan sudah kami sediakan.
Selain pelayanan penukaran uang, KPw BI Kediri bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri akan menyelenggarakan Operasi Pasar Murni (OPM) pada tanggal 27 April-30 April 2021
dan 3-4 Mei 2021 di berbagai titik di Kota Kediri.
"Komoditas yang disediakan dalam OPM tersebut antara lain beras, gula, telur dan minyak yang dijual dengan harga di bawah harga pasar untuk membantu masyarakat kurang mampu, " urai Sofyan.
Mengingat tren tingginya konsumsi masyarakat menjelang hari keagamaan, KPW BI Kediri juga menghimbau seluruh masyarakat untuk bijak dalam berbelanja agar tidak memicu kenaikan inflasi yang tinggi.
Sofyan juga menghimbau kepada para pedagang untuk tidak melakukan penimbunan maupun aksi mengambil untung yang terlalu tinggi. "Melalui inflasi yang terjaga, masyarakat akan semakin sejahtera, " himbau Sofyan.L
Sofyan Kurnia juga menyampaikan bahwa
Pasca berakhirnya PPKM memicu perbaikan sisi konsumsi yang ditunjukkan dengan penguatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) ke level optimis (113, 33), lebih baik apabila dibandingkan rata-rata triwulan 1-2021 yang sebesar 99, 95.
"Selaras dengan hal tersebut, dari sisi aliran kas, terjadi kecenderungan peningkatan aliran kas keluar (outflow) secara gradual meskipun secara net triwulanan tercatat inflow, " ujar Sofyan.
Lanjut Sofyan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H, KPW BI Kediri memperkirakan akan terjadi peningkatan outflow yang lebih dalam seiring peningkatan kebutuhan uang tunai. Untuk merespon hal tersebut telah disiapkan Uang Layak Edar (ULE) sebanyak Rp 2, 76 triliun angka tersebut meningkat 15 persen dibandingkan tahun lalu.
Pengedaran ULE dimaksud dilakukan perbankan maupun kegiatan kas keliling secara wholesale (didroping) kepada perbankan. Adapun penukaran ULE dilayani melalui perbankan di 83 kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia Kediri.
Penukaran ULE dapat juga dilakukan secara kolektif dengan mekanisme penarikan melalui tabungan yang didahului dengan konfirmasi melalui for http://bit.ly/permohonanuang2021.
Lanjut Sofyan bahwa KPw BI Kediri juga melakukan percepatan dan perluasan penukaran UPK 75. Masyarakat dapat melakukan pemesanan penukaran UPK 75 menggunakan 1 KTP untuk mendapatkan penukaran dan dapat kembali melakukan penukaran pada hari yang berbeda.
"Adapun input data pemesanan penukaran dilakukan langsung oleh masyarakat pada PINTAR yang dapat diakses melalui https://pintar bi.go.id/, " paparnya.
Sementara itu, penukaran Uang Tidak Layak Edar (UTLE) oleh masyarakat dilayani setiap hari Kamis sebagaimana jadwal operasional KPw BI Kediri KPw BI Kediri menghimbau agar masyarakat senantiasa melakukan penukaran ULE di loket perbankan agar terhindar dari risiko uang palsu.
KPW BI Kediri juga menjamin tidak ada untuk penukaran ULE yang dilakukan melalui loket resmi perbankan. Sehubungan dengan pandemi covid-19 yang masih terjadi, masyarakat dihimbau untuk senantiasa bertransaksi menggunakan sarana pembayaran non-tunai dalam bertransaksi.Masyarakat dapat memanfaatkan internet dan mobile banking untuk bertransaksi dalam nominal besar.
Sementara untuk nominal ritel, masyarakat dapat menggunakan QRIS. QRIS bukan aplikasi baru, namun merupakan salah satu fitur metode pembayaran yang terintegrasi melalui satu standar QR yang dibangun bersama Bl dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) melibatkan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) bank maupun non-bank.
Seperti LinkAja, GoPay, OVO dan Dana. Dengan adanya QRIS, masyarakat terhindar dari risiko uang palsu, tidak perlu uang kembalian, serta memudahkan pencatatan transaksi. (prijo)