KERINCI, JAMBI - Kian memanas, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) oleh PT. Kerinci Merangin Hidro (KMH) dibawah naungan PT. Bukaka di wilayah Batang Merangin Kabupaten Kerinci mulai menimbul gejolak hebat dikalangan masyarakat.
Pasalnya, Indikasi Ketimpangan, pembodohan, penipuan, yang kuat semakin kuat, yang lemah semakin lemah terjadi di wilayah tersebut.
Informasi yang dihimpun, permainan picik yang dilakonkan oleh petinggi PT. KMH dan 5 Outsourcing hingga ke tokoh adat, tokoh masyarakat juga terlibat.
Hingga masyarakat setempat semakin terabaikan. Petinggi-petinggi Perusahaan yang ada di PLTA, baik itu KMH atau 5 Outsourcing tidak jelas keberadaannya.
Mencermati persoalan pelik PLTA Kerinci ini, Aliansi Bumi Kerinci mulai bergerak, mempertanyakan seperti apa sebenarnya kegiatan PLTA ini, mulai dari isu pembebasan lahan, rekrutmen tenaga kerja hingga yang lainnya.
“Iya, kita sudah surati semua pihak terkait, berdasarkan informasi dari masyarakat, kita coba membongkar ini semua, apa yang sebenarnya terjadi di sana, " ungkap salah seorang anggota Aliansi Bumi Kerinci.
Baca juga:
Jambi Usulkan 3 Proyek Strategis ke Bappenas
|
Aliansi Bumi Kerinci ternyata tidak bergerak sendiri, masyarakat tamiai yang tertindas dan dirugikan siap bergerak bersama.
Menurut warga setempat, mencuatnya suasana panas di Desa Tamiai, antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang ada di PLTA disebabkan banyak faktor, seperti pembebasan lahan, rekrutmen tenaga kerja hingga hari ini belum terang kejelasannya.
"Suasana disini sudah parah, panas, masyarakat protes dengan apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan di PLTA” ungkap salah seorang warga setempat kepada media Indonesiasatu.co.id.
Hingga berita ini dipublis, pihak PT.KMH belum dapat untuk dikonfirmasi.(tim)