Demi Kekuasaan, Denny Indrayana Tega Menginjak Tradisi Banua

    Demi Kekuasaan, Denny Indrayana Tega Menginjak Tradisi Banua

    BANJARMASIN - Tokoh Pemuda Kalimantan Selatan (Kalsel) angkat bicara terkait berbagai kejadian yang mereka nilai dapat mengganggu kondusifitas menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) karena berdampak meningkatnya keresahan masyarakat Kalsel.

    Keresahan yang dimaksud adalah dugaan kuat politisasi masjid, melakukan kampanye terselubung hingga masuk ke majlis-majlis ilmu sampai saat ini dan pernyataan tuduhan Denny yang selalu menyudutkan orang lain.

    Kampanye terselubung tersebut bahkan secara terang-terangan diupload di media sosial resmi dari akun Denny Indrayana baik itu menggunakan facebook ataupun instagram.

    Koordinator Forum Pemuda Banua Bersatu (PBB), M. Hafizh Rhida menyatakan prihatin atas cara-cara yang tidak elok yang dilakukan Denny Indrayana untuk memenangkan PSU Kalsel.

    “Menjadikan tempat ibadah sebagai sebagai ajang kampanye itu saja sudah melanggar, apalagi ini dilakukan dalam konteks PSU yang memang mengharamkan adanya kampanye. Dan ini dilakukan tanpa ada rasa bersalah sedikit pun dari pihak Denny”, ujarnya, Jumat (16/4)

    Hafizh beranggapan bahwa apa yang dilakukan Denny bukan saja mencederai aturan hukum dalam Pilkada dan PSU, tapi juga mencederai semangat kejujuran, sikap sportif dan pilkada yang menjunjung rasa keadilan.

    “Pak Denny ini seakan sudah tutup mata dan telinga dan tidak lagi mau tahu bagai masyarakat akar rumput di Kalsel sudah demikian resah dibuatnya”, katanya.

    Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kalsel, Yogi Adhiatma menilai apa yang dilakukan Denny Indraya telah menginjak-injak tradisi yang sudah lama terbangun di Tanah Banua ini seperti akhlak yang bermartabat, menjaga rasa persatuan serta tak seenaknya mengumbar tuduhan dan fitnah. 

    “Saya melihat ada kecenderungan menerabas semua adat istiadat yang ada di Tanah Banua dengan cara menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan”, kata Yogi. 

    Tokoh pemuda Kalsel, Roy Prayoga juga menyebut Denny Indrayana sudah melewati batas-batas etika dan hukum yang dijunjung tinggi di Kalsel. 

    “Dengan terang benderang, etika sudah ditabrak dan mendegradasi Bawaslu Kalsel sebagai lembaga resmi negara dengan menuding Bawaslu Kalsel berpihak dan tak bekerja profesional”, ujarnya. 

    Walau demikian saat Denny melaporkan adanya dugaan pelanggaran, pihak Denny masih mandatangi Bawaslu. Padahal dia  menganggap Bawaslu tidak profesional. Sebenarnya apa sedang dimainkan Denny.

    “Ini kan bermuka dua dan tak konsisten. Di satu sisi tak mempercayai lembaga Bawaslu Kalsel, tapi di sisi lain tetap mendatangi Bawaslu untuk melakukan pelaporan. Aneh, lucu dan makin memperlihatkan sosok Denny sebenarnya”, imbuhnya. 

    Hal yang sama yang sampaikan Ketua PSI Banjarmasin, Antung Ridwan yang menilai apa yang dilakukan Denny dengan mempolitisasi tempat ibadah merupakan perilaku yang tidak bisa ditolerir lagi. 

    “Dia kan profesor hukum tata negara yang pasti paham dengan aturan hukum PSU yang ada. Tapi tetap saja dilakukan. Ini membuktikan bila dia benar-benar merasa telah “kebal” hukum dan meremehkan hukum yang ada”, tandasnya. 

    Antung Ridwan mengingatkan bahwa kesabaran yang dimiliki masyarakat Kalsel itu ada batasnya. Jadi hendaknya Denny Indrayana jangan jumawa dengan terus menerus menginjak-injak harga diri masyarakat Banua. 

    Oleh karena kepedulian tokoh-tokoh pemuda Kalsel, maka mereka berkumpul untuk memberikan respon terhadap manuver politik yang dilakukan Denny Indrayana pada Kamis (15/4) malam, dalam Forum Pemuda Banua Bersatu (PBB) untuk menyatakan sikap. (MAS)

    Updates

    Updates

    Artikel Sebelumnya

    Sekda Bagikan Bingkisan Idul Fitri untuk...

    Artikel Berikutnya

    Novita Wijayanti Apresiasi Progres Pembangunan...

    Berita terkait